terjang haluan di kala badai
suara miring dari pinggiran
bumi bergetar di iris srigala lapar
ta bernapas hingga fajar
relung jauh menyeruak
jejak kaki si kuda jantan
meneriakan keadilan
berat rasa di telanjangi
tak peduli dengan ocehan
dalam mahligai kursi jabatan
teriak kami bagai nyanyian sang penidur
tangisan kami bagai tumbal si kursi goyang
retak sudah tali jangkar
dalam nahkoda yang kan karam
biar waktu yang bertindak
hai penguasa pemeras kambing tak bersusu
deru senapan jadi tameng
pagar hukum jadi bunga
dalam ego yang tak berujung
dikala jiwa tak berharga
atexalhaqy2012
atexalhaqy2012

Tidak ada komentar:
Posting Komentar