kerikil kerikil batu berguguran
berkelupas lumpur di jiwa nan tersakiti
di antara perbatasan negeri
antara asa dan realita
suara burung burung demokrasi
berkicau merdu di ujung pedang
relakan hati yang tergadaikan
akan janji di bawah pohon kehidupan
sukar kelakar akar merambat
di biaskan silauan dunia
di permainkan manusia tak berbudi
mengaku Illah di tanah bertuan
nak gadis lupkan jati diri
di permainkan jari kotor sang durjana
di biasakan peguasa negeri
saat sesat terlihat nyata
di benarkan hukum yang ada
meniti jalan dalam nikmat di balut terjal
berantai aqidah dalam jiwa
mengejar damai di alam kekal
biarlah waktu menjadi saksi
si pejuang muda menjelang tua
hingga ajal menjemput
di perbatasan kata sabar
dalam amanah di meregang
memegang panji teguh nan kekar
dibalut rindu pada illahi
yang tersenyum pada makhluknya
dalam damai di naungan si awan putih
atexalhaqy@

Tidak ada komentar:
Posting Komentar