Rabu, 13 Juni 2012

Meniti jalan mendaki asa



kerikil kerikil batu berguguran
berkelupas lumpur di jiwa nan tersakiti
di antara perbatasan negeri
antara asa dan realita

suara burung burung demokrasi
berkicau merdu di ujung pedang
relakan hati yang tergadaikan
akan janji di bawah pohon kehidupan

sukar kelakar akar merambat
di biaskan silauan dunia
di permainkan manusia tak berbudi
mengaku Illah di tanah bertuan

nak gadis lupkan jati diri 
di permainkan jari kotor sang durjana
di biasakan peguasa negeri
saat sesat terlihat nyata
di benarkan hukum yang ada

meniti jalan dalam nikmat di balut terjal
berantai aqidah dalam jiwa
mengejar damai di alam kekal
biarlah waktu menjadi saksi
si pejuang muda menjelang tua

hingga ajal menjemput
di perbatasan  kata sabar
dalam amanah di meregang
memegang panji teguh nan kekar 
dibalut rindu pada illahi
yang tersenyum pada makhluknya
dalam  damai di naungan si awan putih

atexalhaqy@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar